Search This Blog

Monday, November 30, 2015

Belajar Alquran

Sebaik-baik Kalian adalah Orang yang Mempelajari Al-quran dan Mengajarkannya

Hadits Bukhari 4639

حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ حَتَّى كَانَ الْحَجَّاجُ قَالَ وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا
Orang yg paling baik di antara kalian adl seorang yg belajar Al Qur`an & mengajarkannya. Abu Abdirrahman membacakan (Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, Dan hal itulah yg menjadikanku duduk di tempat dudukku ini. [HR. Bukhari No.4639].

Hadits Bukhari No.4639 Secara Lengkap

[[[Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku ['Alqamah bin Martsad] Aku mendengar [Sa'd bin Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Utsman] radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini."]]]

Hadits Bukhari 4640

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Orang yg paling utama di antara kalian adl seorang yg belajar Al Qur`an & mengajarkannya. [HR. Bukhari No.4640].

Hadits Bukhari No.4640 Secara Lengkap

[[[Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Alqamah bin Martsad] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Utsman bin 'Affan] ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya."]]]

Hadits Bukhari 4641

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ امْرَأَةٌ فَقَالَتْ إِنَّهَا قَدْ وَهَبَتْ نَفْسَهَا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا لِي فِي النِّسَاءِ مِنْ حَاجَةٍ فَقَالَ رَجُلٌ زَوِّجْنِيهَا قَالَ أَعْطِهَا ثَوْبًا قَالَ لَا أَجِدُ قَالَ أَعْطِهَا وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ فَاعْتَلَّ لَهُ فَقَالَ مَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ قَالَ كَذَا وَكَذَا قَالَ فَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ
Aku tak berhasrat terhadap wanita itu. Tiba-tiba seorang laki-laki berkata, Nikahkanlah aku dengannya. Beliau bersabda:
Berikanlah mahar (berupa) pakaian padanya. Laki-laki itu berkata, Aku tak punya. Beliau pun bersabda kembali, Berikanlah meskipun hanya berupa cincin besi. Ternyata ia pun tak punya. Kemudian beliau bertanya, Apakah kamu memiliki hafalan Al Qur`an?
laki-laki itu menjawab, Ya, surat ini & ini. Maka beliau bersabda:
Aku telah menikahkanmu dgn wanita itu, dgn mahar hafalan Al Qur`anmu. [HR. Bukhari No.4641].

Hadits Bukhari No.4641 Secara Lengkap

[[[Telah menceritakan kepada kami [Amru bin 'Aun] Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] ia berkata; Seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata bahwasanya, ia telah menyerahkan dirinya untuk Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Maka beliau bersabda: "Aku tidak berhasrat terhadap wanita itu." Tiba-tiba seorang laki-laki berkata, "Nikahkanlah aku dengannya." Beliau bersabda: "Berikanlah mahar (berupa) pakaian padanya." Laki-laki itu berkata, "Aku tidak punya." Beliau pun bersabda kembali, "Berikanlah meskipun hanya berupa cincin besi." Ternyata ia pun tak punya. Kemudian beliau bertanya, "Apakah kamu memiliki hafalan Al Qur`an?" laki-laki itu menjawab, "Ya, surat ini dan ini." Maka beliau bersabda: "Aku telah menikahkanmu dengan wanita itu, dengan mahar hafalan Al Qur`anmu."]]]. Sumber: Mutiara Hadits

Saturday, November 28, 2015

Sikap Tawadhu

[HPAI Motivasi Ruhiyah]

"Sikap Tawadhu"

[1] Sikap Tawadhu adalah merasa bahwa dirinya tidak lebih baik dari orang lain.

Ketika ia melihat orang kafir yang baru masuk Islam, ia mengatakan betapa beruntungnya orang tersebut. Dosa dosanya hapus laksana seorang bayi yang baru lahir. Sedangkan saya begitu banyak bergelimang dosa.

Ketika ia melihat orang yang sudah tua, ia berkata bahwa betapa beruntungnya dia. Ia begitu banyak pahala dengan ibadah-ibadahnya, sedangkan aku masih banyak bergelimangan dengan dunia.

Ketika ia melihat ada seorang pemuda yang rajin beribadah, ia berkata betapa beruntungnya dia masih muda sudah rajin ibadah, betapa besar pahalanya. Ia sudah mengumpulkan kebaikan kebaikan hingga hari tuanya. Sedangkan sisa usiaku untuk beribadah tinggal sedikit.

Ketika ia melihat orang fajir yang banyak maksiat maka ia berkata, bisa jadi dia lebih baik dari aku, bisa jadi ia bertaubat hingga Allah mengampuni semua dosa. Sedangkan akupun tiada yg menjamin bisa husnul khotimah.

Ketika melihat orang yang berilmu dia berkata, betapa beruntungnya ia bisa berilmu dan dekat dengan Tuhan.

Ketika ia melihat orang bodoh ia pun berkata betapa beruntungnya dia tidak berilmu, bisa jadi Allah mengampuninya, sedangkan aku Allah memberikan banyak ilmu tapi banyak tidak mengamalkan.


[2] Seorang yang Tawadhu tidak pernah melihat orang lain rendah.

Ketika ia melihat tukang sampah, ia mengatakan bahwa akulah tukang sampah, akulah orang yang menyampah, sedangkan dia adalah tukang kebersihan yang mulia.

Ketika ia mendapatkan staf atau bawahan yang sangat mengesalkan, ia pun tetap tersenyum saja, ia mengatakan bahwa bisa jadi orang itu Allah turunkan untuknya, untuk melatih kesabarannya. Justru itulah nilai mahal dari orang tersebut dan ia perlu berterima kasih atasnya.

Ketika ada orang lain mencacinya atau mencelanya, ia tidak marah bahkan tersenyum. Dan ia berkata, bisa jadi diriku sebenarnya lebih buruk dari cacian dan makiannya.

Ketika ada orang yang memujinya, ia tidak lantas berbangga hati dan sombong. Ia berkata bisa jadi penilaian Allah atasku tidak seperti itu. Sebenarnya aku tidak pantas mendapatkan pujian tersebut.


[3] Sikap Tawadhu inilah awal dari kebaikan-kebaikan.

Ketika ia melihat orang lain, ia merasa orang tersebut bisa jadi, lebih baik dari dirinya, dan ia tidak merasa bahwa ia lebih baik dari orang lain tersebut.

Maka ia akan menghormati orang lain, akan menghargai orang lain, bisa mendengar kebaikan dari orang lain.

Wallahu a’lam. (agungy)



Bisnis Bersama HNI

Bisnis Bersama HNI Merupakan sebuah kebiasaan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dimana hal itu bisa menjadikan kita memiliki sebuah bisn...